Andrea Hirata

Hukum karma pasti berlaku, Boi,” kata Paman dengan serius. “Maka jangan kau nakal dan jahat, ya. Nanti kau kena hukum karma.” Aku mengangguk angguk dengan takzim. Kusimpan benar pelajaran itu.

Andrea Hirata

Ini aku! Putra ayahku! Berikan padaku sesuatu yang besar untuk kutalukkan! Beri aku mimpi-mimpi yang tak mungkin karena aku belum menyerah! Takkan pernah menyerah. Takkan pernah!

Andrea Hirata

Aku belajar menaruh hormat kepada orang yang menegakkan martabatnya dengan cara membuktikan dirinya sendiri, bukan dengan membangun fikiran negatif tentang orang lain.

Andrea Hirata

Aku benci pada diriku karena tidak bisa melupakan A Ling. Tapi aku juga benci pada diriku sendiri karena membenci diriku sendiri yang tak bisa melupakan A Ling.

Tere Liye

Kau membunuh setiap pucuk perasaan itu. Tumbuh satu langsung kau pangkas. Bersemi satu langsung kau injak? Menyeruak satu langsung kau cabut tanpa ampun? Kau tak pernah memberi kesempatan. Karena itu tak mungkin bagimu? Kau malu mengakuinya walau sedang sendiri..Kau lupa, aku tumbuh menjadi dewasa seperti yang kau harapkan. Dan tunas-tunas perasaanmu tak bisa kaupangkas lagi. Semakin kau tikam, dia tumbuh dua kali lipatnya. Semakin kau injak, helai daun barunya semakin banyak.

Tere Liye

Aku lahir dan dibesarkan di danau ini Nak. Ratusan tahun aku menghabiskan waktu di sini. Aku tidak akan meninggalkan tempat ini. Aku suka menunggu senja di dermaga, menatap matahari tenggelam, menunggu pagi, dan menatap matahari terbit. Aku tidak akan menukarnya dengan kehidupan kota.

Andrea Hirata

berbuat yang terbaik pada titik di mana aku berdiri, itulah sesungguhnya sikap yang realistis.