Bertanya boleh saja. Bebas. Soal aku mau menjawab atau tidak, itu urusan lain.
Kata Kata Mutiara Tere Liye
(Penulis, Novelis dari Indonesia)
Tere Liye (lahir di Lahat, Indonesia, 21 Mei 1979;), dikenal sebagai penulis novel. Meskipun dia bisa meraih keberhasilan dalam dunia literasi Indonesia, kegiatan menulis cerita sekadar menjadi hobi karena sehari-hari ia masih bekerja kantoran sebagai akuntan.
Beberapa karyanya yang pernah diadaptasi ke layar lebar yaitu Hafalan Shalat Delisa, Bidadari-Bidadari Surga, Moga Bunda Disayang Allah, dan Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Tere Liye
Begitulah rumus kehidupan. Dalam perkara shalat ini, terlepas dari apakah seseorang itu pendusta, pembunuh, penjahat, dia tetap harus shalat, kewajiban itu tidak luntur. Maka semoga entah di shalat yang ke-berapa, dia akhirnya benar-benar berubah. Shalat itu berhasil mengubahnya. Mamakmu pasti pernah bilang itu kepadamu.
Tere Liye
Aku, kamu, kita berdua…. Laksana benih perasaan yang tumbuh subur di tempat yang salah dan waktu yang salah. Hatiku telah dimiliki gadis lain
Tere Liye
Aku tidak akan membiarkan perasaan bersalah atau orang lain menghakimiku, karena mereka tidak berhak melakukannya. Biarlah Tuhan kelak yang menghakimiku.
Tere Liye
Aku tahu kehidupan Bapak rumit. Ambisinya. Kisah cintanya. Dia bukan orang yang sempurna, hidupnya dipenuhi kekecewaan. Aku tahu, lebih banyak luka di hati bapakku dibanding di tubuhnya. Juga Mamakku, lebih banyak tangis di hati Mamakku dibanding di matanya. Tapi sekarang, aku tidak tahu lagi, berapa banyak air mata yang pernah disebabkan oleh Bapak dalam kehidupannya.
Tere Liye
Aku sendiri tidak pernah alfa setiap minggu menghadiri misa di Gereja Tondo. Itu penting untuk membuat jalan hidup kita tetap lurus. Tersambung dengan kuasa Tuhan.
Tere Liye
Ah, kata ‘pergi’ lebih cocok menjadi judul sebuah novel dibanding ‘alasan’.